Jakarta, 16 Januari 2025 – Kota Baru Parahyangan kembali menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dengan peraihan sertifikasi GREENSHIP Neighborhood Plan dengan peringkat Gold untuk kawasan Tatar Nilapadmi. Sertifikasi ini diserahkan langsung oleh Vice Chairperson Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia), Prasetyoadi, kepada Ryan Brasali, General Manager Kota Baru Parahyangan, dalam sebuah seremoni yang menandai langkah maju dalam pengurangan emisi karbon dalam pengelolaan lingkungan. 


GREENSHIP Neighborhood Plan merupakan sertifikasi yang dikeluarkan oleh GBC Indonesia, sebuah organisasi non-profit yang mendorong transformasi menuju praktik bangunan hijau. Sertifikasi ini diberikan kepada kawasan yang masih dalam tahap perencanaan, dengan penilaian yang berfokus pada rencana pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini, GBC Indonesia telah menerbitkan sertifikasi untuk sekitar 170 bangunan di seluruh Indonesia.


Tatar Nilapadmi adalah kawasan hunian seluas 13,4 hektar di Kota Baru Parahyangan yang dirancang dengan fokus pada keberlanjutan. Kawasan ini memiliki ruang terbuka hijau yang mencakup 36,93% area publik atau sekitar 17.627 m², ditanami sepenuhnya dengan tanaman lokal, termasuk 30,57% tanaman produktif. 


Kawasan ini mendukung mobilitas ramah lingkungan dengan menyediakan jalur pejalan kaki yang terhubung tanpa putus, berukuran minimal 1,5 meter, lengkap dengan guiding block dan ramp. Jalur sepeda dengan marka juga tersedia di seluruh area. Akses transportasi umum di kawasan ini mudah dijangkau, dengan lokasi Kota Baru Parahyangan yang dekat dengan kereta cepat Whoosh, menghubungkan Tatar Nilapadmi dengan Jakarta dan Kota Bandung. Selain itu, kawasan ini terhubung dengan halte yang dilalui oleh shuttle internal Kota Baru Parahyangan, shuttle KCIC, dan Bus Trans Metro Pasundan yang menyediakan akses ke Kota Bandung.


Dalam pengelolaan sumber daya, kawasan ini menggunakan air alternatif seperti grey water dan air hujan untuk memenuhi 16,14% kebutuhan air. Air ini diolah di fasilitas pengolahan (STP) dan digunakan kembali untuk menyiram taman. Untuk pengelolaan limbah, kawasan ini bekerja sama dengan pihak ketiga. Sampah organik diolah menjadi kompos yang digunakan kembali untuk taman, sementara sampah anorganik didaur ulang melalui donasi atau penjualan.


Kawasan ini juga mengangkat budaya lokal Sunda dalam penamaan jalan dan fasilitasnya, serta mendukung pelestarian budaya melalui kegiatan edukasi seperti pelatihan membatik dan pertunjukan seni tradisional. Dari segi energi, penerangan kawasan dirancang efisien dan bebas polusi cahaya, sementara setiap unit hunian dilengkapi pemanas air bertenaga surya.


Keberhasilan ini turut didukung oleh peran PT Yodaya Hijau Bestari sebagai konsultan keberlanjutan sejak tahap awal perencanaan. Komitmen Tatar Nilapadmi terhadap praktik berkelanjutan menjadikannya contoh nyata bagaimana kawasan hunian dapat dirancang untuk mendukung pengurangan emisi karbon, konservasi lingkungan, dan kualitas hidup masyarakat.


Categories: News, Greenship, Certification